Sabtu, 16 Desember 2017

Just In the Past

     Hari senin kemarin saya bertemu dengan teman perempuan setelah sekian lama tak berjumpa.

     Ketika bercakap-cakap tak tentu arah,sampai ke sebuah pertanyaan,apakah sudah mempunyai pacar? Dia berujar sudah. Kalau begitu apakah ada yang salah karena saya hanya berdua dengan dia?

     Dilanjutkan dengan pertanyaan apakah kamu memberitahu pacar kamu? Dengan santainya ia berkata tidak. Kan jika tidak ditanya. Jadi kalau tidak memberitahu kan tidak salah bukan?

     Saya hanya tertawa mendengarkan jawabannya.

     Saya sendiri termasuk golongan konservatif untuk hal-hal semacam ini. Karena kepercayaan itu susah untuk dibangun. Apalagi dalam membangun bahtera rumah tangga. Bagaimana jika anda diberlakukan seperti itu? Belum tentu  anda mau diperlakukan seperti itu.

     Berhubung saya menjadi partner in crime ya sudahlah. Toh memang tidak ada apa-apa.

Selasa, 12 Desember 2017

PIKIRAN /THINKING

Ada Yg Mengatakan bahwa Sesungguhnya Medan Peperangan Terbesar Berada di *PIKIRAN* Kita, 
Karena *PIKIRAN* Itu Sangat Kuat & Dapat MEMPENGARUHI Kehidupan Seseorang.

Ada Pepatah Mengatakan: Menabur Dalam *PIKIRAN* Akan Menuai *TINDAKAN*,

Menabur TINDAKAN Akan Menuai KEBIASAAN.

Menabur KEBIASAAN Akan Menuai KARAKTER

PIKIRAN Kita Seumpama Tanah, Tanah Tdk Pernah Peduli Terhadap Jenis Benih Apa Yg Hendak Kita Tanam.

Jika Kita Menabur Benih Jagung, Tanah Akan Meresponsnya, Lalu Menumbuhkan Jagung.

Apapun Yg Kita Tanamkan Dlm PIKIRAN, Entah itu Hal2 Yg Baik Atau Buruk, PIKIRAN Kita akan segera Menerima, Merespon & Menumbuhkannya.

Sadar Atau Tidak, Sering Kali Kita Memperkatakan Hal2 Buruk Ttg Diri Kita Sendiri, Misalnya:

- Hidupku Penuh Masalah,
- Aku Tidak Akan Berhasil,
- Sakitku Tidak Akan Sembuh,
- Aku Bodoh dan Miskin,
- Masa Depanku Suram, dsb.

Hal2 Negatif Yg Kita Ucapkan Itu Akan Direspons Oleh PIKIRAN Kita Dlm Bentuk Sikap & Tindakan, yg Pada Gilirannya Akan Menghasilkan Sesuatu Yg Sama Seperti Yg Kita Tanamkan Dlm PIKIRAN Kita.

Oleh Sebab Itu, TANAMKAN Hal Yg POSITIF di Benak Kita, Maka Kita Akan Menjadi Luar Biasa.
Dan Pelihara Pikiran Yg BAIK & BENAR.

PIKIRAN POSITIF YANG HARUS DENGAN KEARIFAN BISA MEMBEDAKAN MANA YANG BAIK & BENAR.

Mari BIASAKAN Utk Selalu Berpikir:
-Saya Sangat Beruntung.
-Hidupku Penuh Berkah.
-Saya PASTI Mampu Mengatasi Masalah Ini !
-Masa Depanku PASTI Cerah !
-Hari Ini Saya PASTI Penuh Semangat !
-Saya Sangat Bersyukur Pada Tuhan Atas Apa Yg Saya Miliki Saat ini.
-Saya akan Berjuang & Berjuang Terus !
-Tuhan *PASTI* Buka Jalan !

Hidup adalah permainan pikiran, kalau kita bisa  mengelola pikiran kita, maka hidup Kita akan BAHAGIA.

Musuh paling kejam adalah pikiran kita.
Sahabat paling Setia juga adalah Pikiran kita.

Manage pikiran dengan baik. Hiduplah dengan ketenangan agar kita mampu mengelola Pikiran kita.

HATI yang baik itu seperti KEBUN,
PIKIRAN yg baik itu AKAR NYA,
PERKATAAN yg baik itu Bunganya.
PERBUATAN yg baik itu BUAHNYA.

Kamis, 19 Oktober 2017

Refleksi Diri

     Pernahkah kamu mempertanyakan eksistensi kehidupan kalian? Ataukah sekedar menjalani hidup hari demi hari seperti yang saya alami sekarang, hanya bekerja dari pagi hingga malam tanpa memiliki makna yang mendalam,sekedar mencari uang untuk bertahan hidup. Bayar listrik,PDAM , cicilan rumah maupun keliling dunia.
      Ternyata saya merasa semua itu semu , hal yang perlu saya pelajari adalah belajar bersyukur terhadap semua yang saya miliki. Ada tujuan lebih besar dari sekedar mencari uang,memberi impact kepada lingkungan bangsa maupun negara,belajar membuka wawasan lebih
     Tidak mudah, apalagi etnis saya yang menuntut untuk mengumpulkan uang dalam skala masif,ada sesuatu yang selalu mengusik hati,tapi hingga kini tidak bisa saya diamkan,entah itu rasa kuatir yang berlebihan,ketakutan akan masa depan yang hingga kini masih kabur.
     Sama juga dengan mencari rasa damai. Rasa damai itu tidak dicari keluar melainkan kedalam nurani itu. Seperti pertanyaan apa yang sudah kamu lakukan hari ini? Sudah puaskah kamu dengan kinerja hari ini? Sudahkah kamu membuka wawasan lebih? Tidak membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna.
     Saya sendiri sering melarikan diri dari realita dengan cara baca komik , nonton film hingga tidur seharian,tidak mau menghadapi realita,padahal waktu terus berjalan. ternyata menulis membuat saya merefleksikan diri,menulis membuat saya lebih mengerti diri, sebagai sarana berdamai dengan diri sendiri.
     Rasa tertuduh membuat seseorang menjadi lumpuh,berdamai dengan diri itu diperlukan. Jangan terlalu banyak berpikir, jalani sebaik mungkin, dan liatlah hasilnya. Tidak instan,tapi pasti akan ada jalan yang terbuka.
     Takut itu wajar,karena manusia itu takut akan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Yang terpenting adalah mengendalikan diri sendiri. Tidak perlu cemas berlebihan,sukses dan kegagalan itu hanya setipis kertas. buatlah damai dirimu. Sayangilah jiwamu,sayangilah tubuhmu. Maka Tuhan pun akan tersenyum kepadamu.

Kamis, 17 Agustus 2017

Mahal...

      Apa yang ada di benak marketing ketika ada calon pembeli ketika mereka mengucapkan kata mahal.

Mahal = tidak mau beli
mahal = tidak punya uang
mahal = belum mampu beli
mahal = alasan (cuma lihat-lihat)

     Banyak pembeli selalu beralasan barang yang dijual mahal , padahal mungkin orangnya tidak punya uang. Nawar pun tidak. Kalau semua orang bilang mahal kenapa juga barang yang dijual masih ada yang membeli?
     

Rabu, 16 Agustus 2017

Merayakan Hari Kemerdekaan

     Bagi saya yang tinggal di pemukiman warga yang masih menjunjung tinggi nasionalisme , suasana kemerdekaan terasa begitu nyata dalam wujud fisik. Mulai dari lampu warna warni yang menghiasi jalan, bendera yang berkibar di setiap halaman rumah warga maupun aneka lomba yang diselenggarakan oleh RT/RW  setempat.
      Menjelang malam kemerdekaan, berbagai tempat mengadakan acara kumpul warga, menyerukan pekik MERDEKA , MERDEKA , MERDEKA !!! Disertai hiburan musik yang memekakkan telinga dan makanan untuk warga yang menghadiri acara tersebut.
      Saya sendiri tidak menghadiri tersebut walau telah mendapatkan undangan. Hanya mendengarkan suara dari kejauhan. Apakah saya tidak nasionalis karena tidak menghadiri acara tersebut? Bisa ya , bisa tidak.
      Bagi saya pribadi kemerdekaan dalam masa sekarang hanya sebuah wacana. Ketika hari kemerdekaan lewat , saya kembali ke masa dimana melakukan aktifitas tanpa memikirkan makna kemerdekaan itu sendiri.
     Bagi para karyawan bisa menjadi sebuah hari libur yang menyenangkan bersama keluarga. 1 hari untuk melepaskan lelah dari rutinitas pekerjaan.
       Semoga tidak banyak orang yang berpikiran sama seperti saya. Jika banyak celakalah bangsa ini.

Rabu, 19 Juli 2017

Kembali Ke Awal...

     Sudah hampir 2 tahun blog ini telantar. Saatnya memulai halaman baru,tangan terasa kelu,pikiran terasa buntu,tapi tulisan selalu ingin dituangkan dalam sebuah wadah.
     Semoga kedepan tulisan ini kembali rutin ditayangkan. Walau banyak foto dan ide yang tersimpan siap untuk dilepas dari dalam kotak untuk dibagikan.
     Hapus rasa malas,siap untuk mengetik...Menjadi manusia yang berdampak,walau hanya bagi segelintir orang.

Sabtu, 01 April 2017

Permintaan Maaf Yang Tak Terucap....

     Sebuah kata maaf tidak akan pernah cukup untuk mengungkapkan sebuah rasa penyesalan. Yang tersisa hanyalah emosi negatif,kemarahan, kuharap bukan sebuah dendam. Hanya karena kurang adanya keberanian.
     Hidup adalah pembelajaran. Dikala suka maupun duka. Banyak yang terjadi. Disaat suka manusia bisa tertawa lepas, sedangkan ketika sedih manusia bisa terlarut dalam isak tangis. Itu hanyalah sebuah siklus kehidupan yang tidak mungkin terlepas.
     Inilah kehebatan sebuah kehidupan. Entah mengapa tulisan ini melenceng dari tujuan awal. Terkadang mengungkapkan kenyataan lebih pahit daripada tidak mengetahuinya. Pahit itu pasti, saya pun memilih untuk berbohong daripada mengungkapkan kebenaran yang pada kenyataannya amat sangat pahit.
     Inilah sebuah pengalaman, menjadikan seseorang menjadi lebih bijaksana, setiap manusia memiliki sisi lemahnya. jikalau uang membutakan persahabatan. mungkin itu benar. karena hati manusia siapa yang tahu. bahkan orang itu sendiri belum tentu tahu keadaan hatinya sendiri.
     Hidup ini seperti hamparan debu, begitu banyak debu hilang tertiup angin, semoga luka hati ini akan tersembuhkan seiring berjalannya waktu.
     Kehidupan ini terasa begitu lucu, meminta maaf berkali-kalipun tidaklah cukup. Seperti sebuah gelas yang retak, dapat disatukan kembali tetapi bentuknya tidak akan kembali seperti semula.
     Membangun sebuah relasi butuh waktu bertahun-tahun tetapi untuk menghancurkannya cukup menciptakan sebuah kesalahan.
     Pantaskah untuk dicaci maki? Jika itu bisa menyenangkan pelakunya maka lakukanlah. Pada akhirnya yang tersisa adalah luka di kedua belah pihak. Luka yang membekas.
     Berharap persahabatan ini akan terus berlangsung, apakah mungkin? saya rasa tidak.. mungkin dikemudian hari, ketika berpapasan kita hanya menjadi seorang teman biasa. Seorang yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.