Taukah anda duka dosen? Memberi nilai. Ya betul,memberi nilai. Apa susahnya coba memberi nilai A hingga E ? Berat banget.
Kembali ke kisah Dosen Mrs Y,ada satu kelas yang ia ajar. Muridnya "telo"(bahasa jawa dungu) semua. Bayangkan untuk sebuah kelas sastra Inggris,tentu mahasiswa memiliki Vocabulary yang banyak bukan? Tetapi untuk kata pair saja,satu kelas banyak yang tidak bisa menjawab. Kalimat-kalimat dasar pun banyak yang tidak mengerti,jadi kelas itu harus diapakan? Paling mudah ya diberi nilai C- atau D sekalian,biar mengulang untuk semester depan. Tetapi apakah semudah itu? Tentu tidak.
Jika di satu kelas nilai C lebih dari 2/3 jumlah murid maka dosennya akan ditegur. Jika pada kenyataannya murid tidak layak lulus apakah layak untuk dipertahankan? Maka terjadi argumen antara Dosen dan pihak kampus. Apa hasilnya? Pasti terjadi sengketa kepentingan. Pihak kampus tentu tidak ingin citranya jelek karena susah meluluskan mahasiswanya,sedangkan dosen tentu memiliki standar tersediri dalam meluluskan mahasiswanya.
Di manapun anda bekerja tentu ada dilema bukan? Cerita seperti ini membuat saya menyadari bahwa hidup itu tidak jauh dari permasalahan,tergantung bagaimana kita menanggapinya dan merespon serta bernegosiasi.
Jadi masih tertarik menjadi dosen?
Kembali ke kisah Dosen Mrs Y,ada satu kelas yang ia ajar. Muridnya "telo"(bahasa jawa dungu) semua. Bayangkan untuk sebuah kelas sastra Inggris,tentu mahasiswa memiliki Vocabulary yang banyak bukan? Tetapi untuk kata pair saja,satu kelas banyak yang tidak bisa menjawab. Kalimat-kalimat dasar pun banyak yang tidak mengerti,jadi kelas itu harus diapakan? Paling mudah ya diberi nilai C- atau D sekalian,biar mengulang untuk semester depan. Tetapi apakah semudah itu? Tentu tidak.
Jika di satu kelas nilai C lebih dari 2/3 jumlah murid maka dosennya akan ditegur. Jika pada kenyataannya murid tidak layak lulus apakah layak untuk dipertahankan? Maka terjadi argumen antara Dosen dan pihak kampus. Apa hasilnya? Pasti terjadi sengketa kepentingan. Pihak kampus tentu tidak ingin citranya jelek karena susah meluluskan mahasiswanya,sedangkan dosen tentu memiliki standar tersediri dalam meluluskan mahasiswanya.
Di manapun anda bekerja tentu ada dilema bukan? Cerita seperti ini membuat saya menyadari bahwa hidup itu tidak jauh dari permasalahan,tergantung bagaimana kita menanggapinya dan merespon serta bernegosiasi.
Jadi masih tertarik menjadi dosen?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar