"Pilih mana murid ramai sendiri waktu pelajaran atau punya murid cengeng?" Itu adalah status salah seorang teman di BBM saya. Saya pun tergelitik untuk bertanya.
"Mending punya murid cengeng dong." Jawab saya.
"Pengen nabok !" ujar Mrs Y
"Nangis karena dimarahi ?"
" Ga dimarahi. Presentasi ndredeg (ndredeg kalau bahasa jawa adalah gemetaran) terus nangis."
Saya pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban seperti itu. Percakapan tersebut tidak saya lanjutkan,karena jika diteruskan bakal panjang ceritanya. Bagaimana bisa seorang MAHAsiswa melakukan presentasi ketakutan dan kemudian menangis. Tapi itulah kenyataan. Sekolah jarang sekali menanamkan pelatihan mental, seperti contoh diatas,presentasi dihadapan mahasiswa lain tentunya lebih mudah,karena pertama tentu banyak orang yang kita kenal di lingkungan kelas tersebut,untuk penyebab bisa saja sang mahasiswa tidak mempersiapkan materinya dengan matang.
Mengingat masa lalu saya pun sempat seperti itu,ini adalah kisah semasa SD saya,ketika disuruh menyanyi di depan kelas,saya menyanyi sembari menutup mata. Karena takut menatap puluhan mata teman-teman saya. Tidak ada yang salah bukan? Toh yang penting saya menyanyi,liriknya tidak lupa,nada dinyanyikan dengan tepat dan berirama.
Saya mungkin bisa tertawa mengingat masa tersebut. Apakah hal tersebut umum terjadi? Saya rasa hal tersebut adalah wajar,bahkan penyanyi ketika akan melakukan pentas akan selalu merasa cemas walaupun sudah berkali-kali menyanyi di panggung. Jika anda dihadapkan dengan permasalahan seperti itu bagaimanakah perasaan anda? Lari atau tertantang untuk menghadapi hal tersebut?
"Mending punya murid cengeng dong." Jawab saya.
"Pengen nabok !" ujar Mrs Y
"Nangis karena dimarahi ?"
" Ga dimarahi. Presentasi ndredeg (ndredeg kalau bahasa jawa adalah gemetaran) terus nangis."
Saya pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban seperti itu. Percakapan tersebut tidak saya lanjutkan,karena jika diteruskan bakal panjang ceritanya. Bagaimana bisa seorang MAHAsiswa melakukan presentasi ketakutan dan kemudian menangis. Tapi itulah kenyataan. Sekolah jarang sekali menanamkan pelatihan mental, seperti contoh diatas,presentasi dihadapan mahasiswa lain tentunya lebih mudah,karena pertama tentu banyak orang yang kita kenal di lingkungan kelas tersebut,untuk penyebab bisa saja sang mahasiswa tidak mempersiapkan materinya dengan matang.
Mengingat masa lalu saya pun sempat seperti itu,ini adalah kisah semasa SD saya,ketika disuruh menyanyi di depan kelas,saya menyanyi sembari menutup mata. Karena takut menatap puluhan mata teman-teman saya. Tidak ada yang salah bukan? Toh yang penting saya menyanyi,liriknya tidak lupa,nada dinyanyikan dengan tepat dan berirama.
Saya mungkin bisa tertawa mengingat masa tersebut. Apakah hal tersebut umum terjadi? Saya rasa hal tersebut adalah wajar,bahkan penyanyi ketika akan melakukan pentas akan selalu merasa cemas walaupun sudah berkali-kali menyanyi di panggung. Jika anda dihadapkan dengan permasalahan seperti itu bagaimanakah perasaan anda? Lari atau tertantang untuk menghadapi hal tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar