Beberapa hari ini saya bertanya kepada beberapa teman saya.
"Dalam kehidupan ini apa yang ingin kamu capai?"
"Ingin menjadi kaya."
"Jika sudah kaya mau ngapain?"
"Kalau sudah kaya itu masalah nanti,ada uang mau ngapain juga mudah.Jalan-jalan ke luar negeri,belanja sepuas hati,beli rumah,mobil dan lain sebagainya."
Tidak salah akan semua jawaban tersebut. Toh di dunia semua memerlukan uang,mulai dari membuka mata pada pagi hari hingga menutup mata. Saya juga jika diberi pertanyaan semacam itu jawabannya kurang lebih sama. Jika ingin dikemas lebih agamawi,semua itu demi Tuhan. Untuk memuliakan nama-Nya,dan lain sebagainya. Tulisan ini sangat subjektif,tetapi bagi saya yang belum merasa "kaya" selalu mencari cara tercepat menjadi kaya. Mulai dari money game,investasi high risk,dan lain sebagainya. Jalur normal tidak akan membuat cepat kaya. Padahal kaya itu sebenarnya adalah hasil dari upaya yang dilakukan. Bukan hanya sekejap mata. Kecuali anda anak orang kaya,atau memiliki mertua kaya,mendapat lotere dan lain sebagainya.
Balik lagi soal kaya,ketika kaya pertanyaan selanjutnya seharusnya adalah fullfillment,atau tanggung jawab terhadap sesama,sesungguhnya itu yang paling penting. Bukan hanya mengenai diri sendiri tetapi mengenai sesama,tetapi bagaimana mengurusi sesama jika mengurusi diri sendiri saja tidak becus.
Tulisan inipun hanyalah sebagai teori tanpa landasan valid,tulisan seorang yang bukan siapa-siapa. Bayangkan jika ini diciptakan orang yang kaya,populer,pasti mereka akan percaya dengan segenap hati dan jiwa,Semua akan mencap sang penulis tukang teori,dia juga belum praktek apa yang diteorikannya.
Jika anda beranggapan demikian sedikit banyak anda keliru karena saya sedang mempraktekkan apa yang saya teorikan,saya sedang berupaya melalui tulisan ini.
Di dalam benak ini sedang meluap-luap ide untuk ditumpahkan dan ditulis. Terkadang kita terlalu sibuk bekerja,tanpa mengambil jeda sejenak untuk merefleksi diri sendiri. Padahal itu yang membuat manusia berkembang karena belajar untuk mencari tahu,bukan hanya sekedar rutinitas,tetepi mengupayakan cita-cita.
"Dalam kehidupan ini apa yang ingin kamu capai?"
"Ingin menjadi kaya."
"Jika sudah kaya mau ngapain?"
"Kalau sudah kaya itu masalah nanti,ada uang mau ngapain juga mudah.Jalan-jalan ke luar negeri,belanja sepuas hati,beli rumah,mobil dan lain sebagainya."
Tidak salah akan semua jawaban tersebut. Toh di dunia semua memerlukan uang,mulai dari membuka mata pada pagi hari hingga menutup mata. Saya juga jika diberi pertanyaan semacam itu jawabannya kurang lebih sama. Jika ingin dikemas lebih agamawi,semua itu demi Tuhan. Untuk memuliakan nama-Nya,dan lain sebagainya. Tulisan ini sangat subjektif,tetapi bagi saya yang belum merasa "kaya" selalu mencari cara tercepat menjadi kaya. Mulai dari money game,investasi high risk,dan lain sebagainya. Jalur normal tidak akan membuat cepat kaya. Padahal kaya itu sebenarnya adalah hasil dari upaya yang dilakukan. Bukan hanya sekejap mata. Kecuali anda anak orang kaya,atau memiliki mertua kaya,mendapat lotere dan lain sebagainya.
Balik lagi soal kaya,ketika kaya pertanyaan selanjutnya seharusnya adalah fullfillment,atau tanggung jawab terhadap sesama,sesungguhnya itu yang paling penting. Bukan hanya mengenai diri sendiri tetapi mengenai sesama,tetapi bagaimana mengurusi sesama jika mengurusi diri sendiri saja tidak becus.
Tulisan inipun hanyalah sebagai teori tanpa landasan valid,tulisan seorang yang bukan siapa-siapa. Bayangkan jika ini diciptakan orang yang kaya,populer,pasti mereka akan percaya dengan segenap hati dan jiwa,Semua akan mencap sang penulis tukang teori,dia juga belum praktek apa yang diteorikannya.
Jika anda beranggapan demikian sedikit banyak anda keliru karena saya sedang mempraktekkan apa yang saya teorikan,saya sedang berupaya melalui tulisan ini.
Di dalam benak ini sedang meluap-luap ide untuk ditumpahkan dan ditulis. Terkadang kita terlalu sibuk bekerja,tanpa mengambil jeda sejenak untuk merefleksi diri sendiri. Padahal itu yang membuat manusia berkembang karena belajar untuk mencari tahu,bukan hanya sekedar rutinitas,tetepi mengupayakan cita-cita.