Minggu 14 Desember 2014,teman marketing saya melakukan Open House penjualan rumah. Tujuannya agar pembeli bisa datang sewaktu-waktu,dan dapat melihat langsung rumah tersebut. Acara tersebut dilakukan di sebuah komplek perumahan mewah di daerah Surabaya Barat. Pengamanan di komplek tersebut cukup ketat dengan catatan anda menggunakan sepeda motor. Jika anda menggunakan mobil,anda akan selalu diberi hormat.
Teman saya mengalami musibah ketika acara Open house berlangsung. Harap diingat ketika melakukan Open House ada 3 macam pengunjung. Yaitu calon pembeli,broker,dan yang terakhir PENCURI. Ya benar, pencuri menyamar jadi pembeli. Teman saya kedatangan pencuri. Ia kehilangan jam tangan,laptop,hand phone. Untung tak dapat diraih,malang pun tak dapat ditolak.
Semua bersumber dari kelengahan marketing. Barang yang tergeletak sembarangan,memudahkan pencuri untuk mengambil. Hal tersebut menjadikan pelajaran bagi saya. Tapi hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah,bahkan pencuri tersebut seakan-akan terorganisir dengan rapi. Satu sebagai pengalih perhatian,dan satu lagi sebagai pengeksekusi. Penampilan pun dibuat semeyakinkan mungkin. Seakan-akan menjadi seorang pembeli.
Apa mau dikata. Kejadian tersebut telah terjadi. Diratapi pun apa guna. Semoga cerita di atas menjadi pembelajaran bagi kita semua. Masih berminat jadi Marketing Perumahan?
Teman saya mengalami musibah ketika acara Open house berlangsung. Harap diingat ketika melakukan Open House ada 3 macam pengunjung. Yaitu calon pembeli,broker,dan yang terakhir PENCURI. Ya benar, pencuri menyamar jadi pembeli. Teman saya kedatangan pencuri. Ia kehilangan jam tangan,laptop,hand phone. Untung tak dapat diraih,malang pun tak dapat ditolak.
Semua bersumber dari kelengahan marketing. Barang yang tergeletak sembarangan,memudahkan pencuri untuk mengambil. Hal tersebut menjadikan pelajaran bagi saya. Tapi hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah,bahkan pencuri tersebut seakan-akan terorganisir dengan rapi. Satu sebagai pengalih perhatian,dan satu lagi sebagai pengeksekusi. Penampilan pun dibuat semeyakinkan mungkin. Seakan-akan menjadi seorang pembeli.
Apa mau dikata. Kejadian tersebut telah terjadi. Diratapi pun apa guna. Semoga cerita di atas menjadi pembelajaran bagi kita semua. Masih berminat jadi Marketing Perumahan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar