Beberapa bulan ke belakang,beberapa teman saya telah melahirkan seorang buah hati. Saya turut bersuka cita untuk mereka. Yang menarik adalah pemberian nama untuk buah hati mereka. Nama-nama asing semakin familier di telinga saya. Mulai dari Kenzo (berarti pintar dan kreatif dalam bahasa Jepang),Lorenzo (Spanyol diambil dari Jorge Lorenzo,pembalap motor GP yang cukup terkenal hingga kini),Alexander (Alexander The Great? Raja kekaisaran Macedonia),Louis (Jika lelaki saya asumsikan mengambil dari nama raja-raja Prancis sedangkan jika wanita apakah terinspirasi dari nama Louis Lane ? Pacar dari Superman :p). Ada pula yang menamai anaknya Valerie. Jika saya menggeser kalimat tersebut kenapa saya langsung teringat dengan yang namanya Valkyrie? (Dewa pencabut nyawa dalam mitologi Norwegia).
Perkembangan yang sungguh menarik ketika menyaksikan pergeseran nama-nama itu. Apalagi jika anda melahirkan buah hati pada saat demam Piala Dunia 1998. Siapa tidak mengenal yang nama Zinadine Zidane / Ronaldo luis da Lima ? Hampir seantero jagat pasti mengenal kedua sosok itu. Dan nama tersebut melejit untuk diberikan kepada sang anak.
Yang menjadi permasalahan di kemudian hari adalah pelafalan nama tersebut. Tampaknya semakin sulit dan rumit dalam pelafalan menjadikannya unik. Coba anda bayangkan jika seorang guru menyebutkan nama Zinadine? Bagaimana pelafalannya jika anda bukan pengemar bola,dan tidak tau cara bagaimana menyebutnya?
Sempat beberapa kali saya bertemu dengan kakek atau nenek yang berkisar 50 hingga 60 tahun, ketika menyebutkan nama cucunya kelabakan. Akhirnya yang berujung pada singkatan atau nama panggilan yang melenceng dari nama awal. Bayangkan jika nama anak anda Shevchenko? Nama salah satu pemain sepak bola asal Ukraina. Nama itu akan kandas dengan panggilan "sinyo" atau "nonik" yang terucap oleh kakek/nenek maupun para pembantu.
Saya yakin dan percaya bahwa didalam sebuah nama terdapat doa dan harapan orang tua untuk kedua belah hatinya. Entah kenapa saya jadi melankolis,tetapi jika saya memiliki anak di kemudian hari saya mengharapkan anak saya beri nama Milan ( Salah satu kota mode di Italia,dan salah satu alasannya adalah saya adalah penggemar fanatik AC Milan). Walau saya belum pernah pergi ke Italia,saya berharap suatu saat saya akan menuju kesana. Seperti maraknya anak yang diberi nama Chelsea (salah satu kota di Inggris). Saya belum pernah mendengar nama seorang anak seperti Manchester/ Juventus / Roma / Lazio. Paris (kota mode di Prancis masih cukup sering saya dengar. Apalagi jika saya sebut Paris Hilton.
Pikiran saya terbesit kembali ke masa kini,ketika nama asli saya adalah Christian. Satu kalimat tunggal "Christian" jika dalam bahasa Inggris adalah umat Kristen,dan yang melatar belakangi adalah kelahiran saya pada saat natal. Tetapi pada kenyataannya nama populer saya bukanlah Christian, melainkan Bambang ( nama orang tua saya),jika anda tidak percaya coba tanya kepada teman dekat saya. Bahkan teman semasa SLTP saya menjuluki saya "Beo" karena suara saya yang cukup cempreng. Dan terbawa hingga kini menjelang usia saya 29 tahun.
Apakah arti sebuah nama? Nama menunjukkan identitas anda,siapa anda,dan harapan orang tua anda. Tidak banyak yang bisa saya tuliskan di sini,karena tidak ada nama yang buruk,semua itu baik adanya, Walau nama "Christian" sendiri tidak menunjukkan karakter Kristen dalam kehidupan saya pribadi. Tetapi saya terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik secara konstan.
Terkadang nama julukan membuat kita lebih akrab,saya tidak tersinggung dengan hal seperti di atas. Karena orang yang mampu mentertawakan dirinya sendiri adalah seorang yang memiliki rasa humor. Dan untuk apa meributkan sebuah nama?
Dahulu nama Budi (agar seorang anak memiliki budi yang luhur)/Akbar/Jujur (Agar hidupnya jujur selalu) /Sabar (memiliki kelebaran hati seluas samudera) /Gesit (Cakap dalam kehidupannya /Mulia begitu sering terdengar di telinga saya. Nama-nama yang memiliki makna sifat-sifat yang hebat. Masihkah nama diatas eksis di jaman globalisasi seperti sekarang? Ataukah sudah tergerus jaman,dengan nama-nama yang lebih keren seperti Vincent,Kevin,Bryan? Walau saya tidak mengetahui makna dari nama-nama tersebut.
Tulisan ini saya buat hanya untuk sekedar intermezo ditengah banyaknya tulisan Copy Paste dan Forward yang marak di Wall Facebook saya. Bagaimana kita bisa kreatif jika kita hanya mengkonsumsi tanpa pernah menghasilkan produk dalam buah pemikiran?
Perkembangan yang sungguh menarik ketika menyaksikan pergeseran nama-nama itu. Apalagi jika anda melahirkan buah hati pada saat demam Piala Dunia 1998. Siapa tidak mengenal yang nama Zinadine Zidane / Ronaldo luis da Lima ? Hampir seantero jagat pasti mengenal kedua sosok itu. Dan nama tersebut melejit untuk diberikan kepada sang anak.
Yang menjadi permasalahan di kemudian hari adalah pelafalan nama tersebut. Tampaknya semakin sulit dan rumit dalam pelafalan menjadikannya unik. Coba anda bayangkan jika seorang guru menyebutkan nama Zinadine? Bagaimana pelafalannya jika anda bukan pengemar bola,dan tidak tau cara bagaimana menyebutnya?
Sempat beberapa kali saya bertemu dengan kakek atau nenek yang berkisar 50 hingga 60 tahun, ketika menyebutkan nama cucunya kelabakan. Akhirnya yang berujung pada singkatan atau nama panggilan yang melenceng dari nama awal. Bayangkan jika nama anak anda Shevchenko? Nama salah satu pemain sepak bola asal Ukraina. Nama itu akan kandas dengan panggilan "sinyo" atau "nonik" yang terucap oleh kakek/nenek maupun para pembantu.
Saya yakin dan percaya bahwa didalam sebuah nama terdapat doa dan harapan orang tua untuk kedua belah hatinya. Entah kenapa saya jadi melankolis,tetapi jika saya memiliki anak di kemudian hari saya mengharapkan anak saya beri nama Milan ( Salah satu kota mode di Italia,dan salah satu alasannya adalah saya adalah penggemar fanatik AC Milan). Walau saya belum pernah pergi ke Italia,saya berharap suatu saat saya akan menuju kesana. Seperti maraknya anak yang diberi nama Chelsea (salah satu kota di Inggris). Saya belum pernah mendengar nama seorang anak seperti Manchester/ Juventus / Roma / Lazio. Paris (kota mode di Prancis masih cukup sering saya dengar. Apalagi jika saya sebut Paris Hilton.
Pikiran saya terbesit kembali ke masa kini,ketika nama asli saya adalah Christian. Satu kalimat tunggal "Christian" jika dalam bahasa Inggris adalah umat Kristen,dan yang melatar belakangi adalah kelahiran saya pada saat natal. Tetapi pada kenyataannya nama populer saya bukanlah Christian, melainkan Bambang ( nama orang tua saya),jika anda tidak percaya coba tanya kepada teman dekat saya. Bahkan teman semasa SLTP saya menjuluki saya "Beo" karena suara saya yang cukup cempreng. Dan terbawa hingga kini menjelang usia saya 29 tahun.
Apakah arti sebuah nama? Nama menunjukkan identitas anda,siapa anda,dan harapan orang tua anda. Tidak banyak yang bisa saya tuliskan di sini,karena tidak ada nama yang buruk,semua itu baik adanya, Walau nama "Christian" sendiri tidak menunjukkan karakter Kristen dalam kehidupan saya pribadi. Tetapi saya terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik secara konstan.
Terkadang nama julukan membuat kita lebih akrab,saya tidak tersinggung dengan hal seperti di atas. Karena orang yang mampu mentertawakan dirinya sendiri adalah seorang yang memiliki rasa humor. Dan untuk apa meributkan sebuah nama?
Dahulu nama Budi (agar seorang anak memiliki budi yang luhur)/Akbar/Jujur (Agar hidupnya jujur selalu) /Sabar (memiliki kelebaran hati seluas samudera) /Gesit (Cakap dalam kehidupannya /Mulia begitu sering terdengar di telinga saya. Nama-nama yang memiliki makna sifat-sifat yang hebat. Masihkah nama diatas eksis di jaman globalisasi seperti sekarang? Ataukah sudah tergerus jaman,dengan nama-nama yang lebih keren seperti Vincent,Kevin,Bryan? Walau saya tidak mengetahui makna dari nama-nama tersebut.
Tulisan ini saya buat hanya untuk sekedar intermezo ditengah banyaknya tulisan Copy Paste dan Forward yang marak di Wall Facebook saya. Bagaimana kita bisa kreatif jika kita hanya mengkonsumsi tanpa pernah menghasilkan produk dalam buah pemikiran?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar