Apa bedanya menonton konser dibandingkan duduk di kelas dalam sebuah seminar ataupun dalam sesi pengajaran? Kalau nonton konser semua berebut ingin duduk di depan,tanpa terkecuali. Kecuali tiket VIP,mendapat tempat duduk,pandangan luas,tanpa ada gangguan. Sedangkan untuk tiket karnaval,di depan untuk menyaksikan artis idola yang nampak dari depan,sukur-sukur kalau bisa berjabat tangan,memberikan sesuatu,ataupun meraba-raba paha orang yang sedang melakkukan tersebut(kejadian yang terjadi di Indonesia).
Bandingkan dengan sesi pengajaran,orang-orang memilih duduk di bangku belakang,atau tengah ,tidak ingin diamati oleh pengajar,dan jika melakukan sesuatu dalam konotasi buruk tidak terpantau. Tidur, menguap,ngobrol,tak ada yang memperhatikan. Jika duduk di depan,gerak-gerik terpantau oleh pengajar maupun orang di belakang.
Perbedaan ada di rasa antusias.Jika anda benar-benar antusias,maka anda akan duduk di depan, duduk di depan anda akan nampak jelas,penjelasan dari guru jelas,jika bertanya mudah direspon. Di mana-mana pun sama,orang cenderung berada di belakang,takut dikomentari,dicela,sok rajin,dan lain-lain.
Di perkuliahan pun begitu,di depan ada kursi kosong,tidak ada yang mengisi di depan,semua berada di baris tengah atau belakang. Di depan itu seperti menjadi pemimpin,dilihat banyak orang,siap dikritik,menjadi panutan,jika yang di depan salah bagaimana yang dibelakang. makin kacaulah kondisinya. Kecenderungan orang selalu menjadi pengamat bukan pelaku,mengkritik tanpa melakukan apapun,hanya mempertanyakan kebijakan,sama seperti tulisan ini.
Bandingkan dengan sesi pengajaran,orang-orang memilih duduk di bangku belakang,atau tengah ,tidak ingin diamati oleh pengajar,dan jika melakukan sesuatu dalam konotasi buruk tidak terpantau. Tidur, menguap,ngobrol,tak ada yang memperhatikan. Jika duduk di depan,gerak-gerik terpantau oleh pengajar maupun orang di belakang.
Perbedaan ada di rasa antusias.Jika anda benar-benar antusias,maka anda akan duduk di depan, duduk di depan anda akan nampak jelas,penjelasan dari guru jelas,jika bertanya mudah direspon. Di mana-mana pun sama,orang cenderung berada di belakang,takut dikomentari,dicela,sok rajin,dan lain-lain.
Di perkuliahan pun begitu,di depan ada kursi kosong,tidak ada yang mengisi di depan,semua berada di baris tengah atau belakang. Di depan itu seperti menjadi pemimpin,dilihat banyak orang,siap dikritik,menjadi panutan,jika yang di depan salah bagaimana yang dibelakang. makin kacaulah kondisinya. Kecenderungan orang selalu menjadi pengamat bukan pelaku,mengkritik tanpa melakukan apapun,hanya mempertanyakan kebijakan,sama seperti tulisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar