Senin, 29 September 2014

Jalan-Jalan Ke Bandung Bagian Kedua Sistem Transportasi Bandung

     Melihat dari sudut pandang pribadi Bandung,semakin semrawut,. Walau setelah sekian lama permasalahan sampah mulai tidak tampak , dahulu sampah nampak berceceran di mana-mana,belum lagi TPA menumpuk sampah yang menggunung. Tapi itu tinggallah masa lalu.
     Kini masalah transportasi yang kian pelik menghampiri Bandung. Dimulai dari angkutan kota atau yang disingkat angkot yang berhenti sesuka hati. Saya hanya bisa memaklumi karena banyak dari angkot yang berhenti tidak ada penumpangnya.
     Jika kita menggunakan angkot hampir bisa dipastikan anda akan dikerubuti oleh pengamen. Ini juga tidak bisa disalahkan karena katanya kota Bandung adalah gudangnya seniman jalanan. Belum lagi ada atraksi topeng monyet,yang katanya tidak diperbolehkan karena mengeksplotasi hewan tetapi masih bisa ditemui di beberapa titik di kota Bandung.
     Naik taxi pun lebih nyaman tetapi ini pengalaman yang saya dapatkan ketika mendarat di kota Bandung Ketika menggunakan taxi. Sopir taxinya ketika menghadapi kemacetan mengumpat kata "anjing". Bagi saya yang terbiasa di Surabaya umpatan seperti itu tidak berpengaruh.
     Kemacetan di mana-mana dimulai dari jam kerja hingga jam pulang kerja. Belum lagi jika weekend atau long weekend. Mobil plat B dibandingkan dengan plat D bisa memiliki perbandingan 1:2. Walau saya tidak memiliki statistik secara akurat. Karena warga Bandung sendiri malas keluar karena macet.
     Saya sebagai orang yang besar di kota Bandung walau sudah berpindah ke Surabaya,merasakan perbedaan yang begitu besar jika dibandingkan masa lalu. Hawa sejuk alami sudah tidak dapat dirasakan kembali,apalagi jika anda tinggal di tengah kota. Yang ada hanyalah hawa sejuk AC,walau untuk mandi air dingin ketika musim penghujan tiba tetap membutuhkan keberanian.
     Ini hanyalah sebagian perasaan saya ketika datang ke Bandung setelah sekian lama berkunjung. Tetapi Bandung tidaklah bisa dibandingkan dengan kota lain bukan? Bandung pun semakin berbenah. Menuju arah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar