Selasa, 07 Juli 2015

Bisnis Ikut-Ikutan

     Berawal dari percakapan di kantor,orang-orang sedang sibuk untuk membahas bisnis apakah yang enak untuk dikerjakan? Mulai dari jadi instruktur yoga yang sedang booming di seluruh dunia, bayangkan jadi instruktur yoga bisa dapat banyak penghasilan,peminatnya semakin banyak berarti semakin banyak uang yang bisa didapat bukan?
     Belum lagi bisnis cafe yang sedang menjamur di Surabaya,semua orang sedang kecanduan minum kopi padahal belum tentu juga mengerti apa beda kopi robusta dengan kopi arabica. Belum lagi bahasa yang saya tidak pahami seperti barista, kafe yang beraneka rupa dekorasi dan menu,membuat yang membaca menu pusing menentukan pilihan.
     Bisnis properti pun terlihat menjanjikan,maka berbondong-bondong orang berinvestasi di bisnis properti. Beli rumah,apartemen,gudang,office ruko untuk dijual kembali. Membuat harga properti semakin melambung.
      Semua orang seakan disetir oleh profit oriented,tidak memperdulikan asas manfaat. Tetapi mampukah mereka yang sekedar ikut-ikutan bertahan? Saya sendiri tidak bisa menjawab. Karena bisnis ikut-ikutan itu kebanyakan tidak memiliki kedalaman cara berpikir. Yang dilihat pertama adalah profit yang nampak dari luar,tidak tahu dalamannya seperti apa,ketika sudah terjun barulah mereka tahu akan segala problematikanya.
    Tahukah anda bahwa instruktur yoga harus bekerja 5-8 jam sehari menggunakan tubuh mereka. Tentu yoga bukan lagi berolahraga melainkan berlatih seperti layaknya atlit,yang selalu menempa diri setiap hari. Jika mereka tidak mengajar,mereka tidak mendapatkan uang. Bagaimana jika sakit,tubuh beristirahat tetapi tubuh tetap mengalami rasa lelah karena tidak digerakan. Masih berminat jadi guru yoga? Belum lagi ketemu orang yang ingin hasil instan tapi tidak mau berupaya.
     Bisnis kafe? Tahukah seberapa banyak kafe yang buka di Surabaya? Dan tahukah anda berapa banyak kafe yang tutup dalam beberapa tahun ini? Semua orang beranggapan bahwa bahwa bisnis kafe itu menyenangkan,tapi pernah tidak terpikir bahwa yang duduk-duduk di situ hanya segelintir orang yang berjam-jam bercakap-cakap dan hanya memesan secangkir kopi? Untung? Belum tentu. Belum lagi karyawan yang harus memiliki spesialisasi tertentu, Gajinya bukan karyawan rata-rata tentunya. Suasana nyaman.dekorasi bagus,kursi yang nyaman tentu membutuhkan uang yang tidak sedikit bukan?
     Bisnis properti,apabila keadaan ekonomi sedang lesu seperti sekarang apa yang terjadi? Harga properti stuck,para investor mengerem belanja,tapi jangan kuatir,bisnis properti memanglah bisnis jangka panjang,bukan jangka pendek. Bisnis properti tentulah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tentu anda akan kelabakan jika uang anda hanya diam di properti sedangkan harganya tidak naik. Maka ketika anda membutuhkan uang cepat diujung terakhir adalah jual rugi,siapkah anda merugi dalam jumlah besar?
     Itulah pro kontra bisnis, tidak bisa hanya direnungkan tapi harus dijalani,seperti layaknya berenang,anda tidak bisa belajar renang dari teori tapi harus menyelam bahkan mungkin tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar