Orang yang jatuh cinta diam diam memenuhi catatan dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan. Bertingkah seperti seorang penguntit. Bahkan hampir semua orang yang jatuh cinta diam-diam pernah menelepon orang yang mereka taksir dan langsung menutup teleponnya kembali.
Orang yang jatuh cinta diam-diam selalu melamun dengan tidak pasti,memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu.Dan melanjutkan kehidupan dalam keheningan.
Pada akhirnya,,orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan,setelah lelah berharap,pengharapan yang dari dahulu,yang tumbuh dari mulai kecil sekali,semakin lama semakin besar,lalu semakin lama semakin jauh,yang pada akhirnya hanya mampu menerima. Menerima bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Karena terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita butuhkan. Dan sebenarnya yang yang kita butuhkan adalah untuk merelakan.
Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa,seperti yang biasa mereka lakukan,jatuh cinta sendirian.
Tulisan ini disadur dari Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika,karena bertemu dengan C di kota Singa. C adalah cinta pertamaku. Waktu 2 jam tak terasa,seperti lewat dalam satu kali kedipan mata. Kelu lidah untuk berucap,maka hanya jarikulah yang mampu bergerak,semoga jalan kita akan berpapasan kembali,didalam keadaan yang lebih baik. Karena harapanlah yang membuatku hidup,anggaplah semua lelaki berengsek,hingga akhirnya akulah yang hadir di hidupmu sebagai lelaki paling brengsek karena mencintaimu.
Tulisan ini dibuat untuk meyakinkan diriku sendiri agar tidak berpikir"seharusnya aku melakukannya."Agar hidup tidak di dalam penyesalan karena tidak berani mengungkapkan cinta. Karena tulisan inilah menunggu dikeluarkan selama 13 tahun untuk mengungkapkan perasaan.Bukanlah waktu yang pendek untuk menunggu,tidak pernah ada waktu yang tepat untuk berucap.
Oscar Wilde menulis "seperti kapal yang berpapasan diwaktu badai,kita telah bersilang jalan satu sama lain:tapi kita tidak membuat sinyal,kita tidak mengucapkan sepatah katapun,kita tidak mempunyai apapun untuk dikatakan.
"Maybe that's all that we need is to meet
in the middle of impossibilities.
Standing at opposite poles,
equal partners in a mystery."
in the middle of impossibilities.
Standing at opposite poles,
equal partners in a mystery."
by:Dewi lestari "Perahu Kertas "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar