Rabu, 27 November 2013

Debat

     Akhir-akhir ini acara debat terbuka di stasiun televisi semakin banyak. Debat mulai dari polemik urusan rumah tangga,politik,kebijakan pemerintahan,dan lain sebagainya. Yang di akhir debat,saya merasa debat tersebut tidak berguna,satu pihak membela mati-matian keputusan,dan di lain pihak menentang dengan nada tinggi,tanpa mau mendengar pemikiran dari pihak lain. Dan dipenghujung acara tidak menghasilkan sebuah kesepakatan apapun.
     Apakah begitu sukarnya membuat sudut pandang dari perspektif yang sama melalui debat? Menjelek-jelekan kebijakan orang lain tidak pernah membuat orang yang menjelekan tampak bagus,hanya mencela dan menjadi apatis. Membuat orang menjadi memiliki keberpihakan antara yang satu dengan yang lainnya. Bertengkar dengan mulut,jika emosi tidak tertahan maka baku hantam pun tak terelakkan.
     Katanya negara demokrasi,tapi bila tidak sepaham langsung saja sikat,Negara beragam kultur tapi memandang dengan kacamata kuda,politik membuat yang sederhana menjadi tampak rumit, apakah rakyat menjadi tampak bodoh? Ataukah mereka yang sedang berdebat yang membuat diri tampak terlalu pintar?
     Masih layakkah disebut negara demokrasi,bila satu narasumber berbicara,apabila tidak senang,langsung saja potong pembicaraannya. Timbali ucapannya,dan kalau bisa jangan kasih kesempatan lawan berbicara. Pamer pendidikan,gelar tapi minim etika? Inilah cerminan negara yang katanya DEMOKRATIS ?
     Tanpa kerendah-hatian debat tidak akan menghasilkan apapun selain polemik dan membuat penontonnya untuk berpihak. Jangan bilang pula tidak usah ditonton,melalui debat saya bisa belajar banyak hal. Cara berbicara,bagaimana menahan emosi, pengetahuan baru,sudut pandang berpikir yang baru. Saya sendiri berharap kita semua tidak apatis tanpa melakukan apapun dan hanya mencela. Saya belajar untuk menikmati arti kata demokratis itu sendiri. Semoga kalian juga menikmatinya walaupun hanya menjadi penonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar