Minggu, 03 November 2013

Pernak-pernik berpacaran

     Baru saja berkunjung ke kantor teman,disana ngobrol-ngobrol sebentar,datang pacarnya.Ada banyak kelucuan di sana. Di kantor itu saya melihat sendiri bagaimana sepasang kekasih itu berargumen,saling mengkritik,saling menyalahkan,tapi tidak memberi dukungan moril.
     Banyak orang yang bisa mengkritik,menyalahkan,merasa paling benar. Bagi saya itu hal paling lucu yang saya temukan di teman saya. Entah kenapa kalau dengan saya,dia baik-baik saja. Tapi dengan kekasih sendiri bisa seperti itu.
      Di usia 27 tahun,seharusnya permasalahan besar itu dibuat kecil, permasalahan kecil itu ditiadakan. Maka friksi itu akan sangat tereduksi.

"Yang bernegosiasi dengan klien siapa? Masa kamu,kan kamu tidak bisa ngomong." Tanyaku.
Setahu saya dari dulu dia kurang bisa negosiasi.

"Ya aku,bayangkan saja aku tidak bisa negosiasi yang maju. Pacarku berarti lebih parah dong?"

Dan keluarlah friksi karena ucapan tadi.
Karena mengkritik pacarnya yang katanya tidak bisa negosiasi,tapi kalau bercakap-cakap dengan saya lancar-lancar saja. Yang saya pahami adalah menunjukan kelemahan seseorang,tidak akan membuat kamu tampak lebih terampil.
       Saya yakin setiap orang tidak suka dikritik,tapi kritik itu diperlukan dan akan lebih nyaman didengar jika dikemas dalam bahasa diplomasi. Walau saya sendiri kurang suka diplomasi, tetapi diplomasi itu memang untuk menghindari pertikaian.
       Saya akui suka marah dengan peryataan-pernyataan diplomasi. Diplomasi itu bertele-tele. Say it right to my face, i will not angry,it's more efficient. Say it right forward.don't waste time to say useless things.
       Jujur,kalau saya di posisi itu,kenapa tidak putus aja? Daripada tiap hari bertikai untuk hal sepele,menghabiskan banyak waktu,energi,untuk sesuatu yang tidak menemukan titik tengah. Untuk menunjukkan siapa yang benar siapa yang salah. Dalam setiap kesalahan,kedua belah pihak memiliki porsi kesalahan masing-masing. Bukan hanya salah satu pihak. Just admit it.
      Dunia cinta seperti misteri bagi saya,seperti mempertanyakan kenapa saya tidak bisa melupakan cinta pertama dan berpaling ke lain hati. Duduk diam dalam keheningan dan kenangan. Seorang diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar