Rabu, 06 November 2013

Sopir

     Tanggal 5 November kemarin  saya bertemu dengan 3 teman SMA yang lama tidak berjumpa. Pekerjaan mereka ada yang jadi fotografer profesional,meneruskan usaha mesin jahit orang tua,dan yang terakhir menjadi pedagang tepung terigu.
     2 teman saya tidak memerlukan terlalu banyak karyawan,apalagi fotografer,hanya butuh assisten satu. Sedangkan yang mesin jahit juga hanya membutuhkan admin.
     Yang seru cerita dari teman saya mengenai sopir. Hampir 1 jam saya dapat kisah mengenai sopir. Saya sendiri tidak memiliki sopir untuk dipekerjakan karena pilihan pekerjaan di bidang investasi.
     Kembali lagi soal sopir,ia mengeluh susahnya mendapat sopir yang loyal. Sopir jaman sekarang orientasinya hanya uang. Itu masih bisa dimaklumi kalau soal uang.Bisa diakomodasi ,tapi yang susah cari jujur. Layak dipertanyakan. ia terkadang mengirim barang via ekspedisi,apabila kondisi ekspedisi ramai  maka akan ada obrolan antar sopir yang menunggu antrian.
     "Bayaran kamu berapa sekarang?"
     "Gimana pimpinannya,soal uang royal tidak?"
     "Bisa mencuri tidak?" kalimat ini dia dapat dari salah satu kernet.
Membanding-bandingkan sifat juragan.
     "Enak mana kerja di sini atau disitu?"
      Betapa bobroknya mentalitas sopir. dan komunitas yang mempengaruhinya.Mungkin mereka berpikir jadi sopir enak,banyak yang membutuhkan. Loncat kesana kemari banyak yang menampung.
      Paling rajin kalau ada trayek luar kota. Bebas dari pengawasan,bisa ngompreng(istilahnya cari penumpang untuk diangkut)buat tambahan uang,memainkan uang bensin,kan bisa dijual eceran,mengukuir jarak mengunakan kilometer agak susah dilakukan karena ada tingkat kemacetan dan lain-lain.
      Kasus yang paling parah,spare part/accesoris mobil dijual. Dari puluhan ribu sampai jutaan bisa didapat,apalagi kalo menjual ban serep,bayangkan berapa uang yang mereka dapat.
     Jadi teringat kisah pegawai bagian delivery,dia kalau disuruh mengirim barang,pasti memprioritaskan yang memberi tip,kalau yang rewel,cerewet atau yang tidak ada uangnya dia menundanya atau menyerahkannya kepada rekan kerja yang lain. Orientasi pada uang,teman yang jadi korban.
     Uangnya diapakan sih?mulai judi bola,togel,adu doro(burung merpati) banyak hal yang tidak berguna yang dilakukan. Sedangkan kalau ke warung masih sering berhutang.
     Itulah suka duka jadi pengusaha,banyak tantangan,banyak cerita,selalu ada yang menarik dari cerita pengusaha. Selalu menginspirasi.
     Terakhir,jika mobilnya udah jelek. Kalimat yang meluncur dari sopir.
    "Bos kata toko sebelah,mobilnya sudah butut,ga dikiloin aja? Daripada dijual engga laku." Maka meledaklah tawa saya ketika mendengarnya. Tetapi membuat panas telinga sang empunya mobil.  
     Itulah akibat sopir yang hanya mencari uang,tidak ada nilai lebih,hanya kerja sekedar mencari uang.
     you paid for what you do,nothing more,nothing less.
     Untung saja hal itu tidak belum menimpa saya. membayangkannya saja sudah bikin kepala penat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar