Kamis, 24 Oktober 2013

Lagi-lagi pernikahan

        Malam-malam bertemu teman di McD. Ngobrol panjang lebar,ujungnya membahas pernikahan. Maklum sudah usia menginjak 28 tahun,umur dimana sudah matang untuk menikah,dimana teman seangkatan sudah menikah,sedangkan 2 jejaka ini masih belum nikah. Bedanya yang satu jomblo kronis,yang satu lagi sudah berpacaran 2 tahun lebih.
       "Gimana kabarmu,kapan nikah?"tanyaku
       "Kabar sih baik,cuma kalo nikah itu yang belum jelas" sahut teman saya
       "Kenapa tidak jelas?
       "Ditanya oleh pacar,kapan mau nikahnya."
Sedikit banyak saya agak tertohok juga. Maklum belum punya pacar mendengarkan teman "ditodong" diajak nikah. Dalam hati saya "kamu dikejar deadline juga ya?" Pacaran sudah 2 tahun belum juga diresmikan dengan pernikahan.
     Kegalauan teman saya cukup beralasan. Dia menanggung orang tua,adik yang masih kuliah dan berbagai macam problematika keluarga,istilahnya tulang punggung keluarga. Diajak menikah lagi. Menambah beban lagi,ujar hati kecilku.
      "Terus kamu jawab kapan?"iseng tanyaku
      "2 tahun lagi. Tahun 2015."Balasnya sembari memakan nasi dengan ayam.
      "2 tahun lagi adikku lulus kuliah,beban jadi agak berkurang,usaha juga perlahan tapi pasti bakal maju." Jawabnya santai.
      "Sehabis ditanya kapan menikah,pertanyaan susulan keluar dari mulut pacarku.Nanti setelah menikah tinggal di mana?" Lanjutnya sembari mengigit ayam.
Mampus dah,mendengarnya saja udah menyesakan di dada. Salah satu alasan saya tidak mau pacaran dulu ya kena 2 pertanyaan tadi. Dari sisi finansial belum mampu,dari sisi mental juga patut dipertanyakan.
       "Apa jawaban kamu?"
       "Ya aku bilang kalau ada uang beli rumah tapi nyicil,kalo tidak ya kontrak dulu. Pacarku bilang sih ok."
Dalam hati "hebat ya pacar kamu sudah nikah masi mau tinggal di rumah kontrakan."Apalagi saya tahu pacarnya tinggal di rumah  yang kalau disebutin komplek perumahannya,yang mendengarnya bisa takut sendiri karena mahalnya. Tebak aja diantara 3 komplek perumahan Surabaya barat yang paling terkenal.
        Saya sudah 16 tahun bersahabat dengannya. Tahu jatuh bangunnya.Tahu susahnya,belum tahu senangnya. Masih berjuang terus untuk menghidupi keluarganya. Kurang lebih senasib. Tapi dibanding dahulu masih lebih mending sekarang.
          Dari beberapa percakapan di atas saya mengagumi kehidupannya. Berani pacaran,berani menjanjikan sesuatu,tidak mengeluh,rasanya hidupnya dijalani dengan santai,tanpa beban. Walaupun tanggungan segunung. Beda dengan saya yang penuh perhitungan,asumsi,probabilitas,resiko yang bakal dihadapi. Lebih baik menghidari masalah daripada menambah beban pikiran. Terkadang seperti lari dari kenyataan.
        Ucapan dalam hati saya "Semoga semakin sukses ya. Selamat berjuang. Saya sebagai teman hanya bisa mendoakan."
       Segini dulu deh ceritanya. Udah jam 2 pagi.Kalo diteruskan bisa sampai subuh ngetiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar