Selasa, 29 Oktober 2013

Memahami esensi Kredit

       Tulisan ini saya buat berdasarkan pengamatan saya terhadap sesuatu yang berbau kredit. Tampak mengiurkan dari luar,tapi menghancurkan dari dalam bagi yang tidak mampu mengendalikannya.
       Kredit pertama adalah credit card. CC yang semakin marak di indonesia,pengajuan aplikasi yang mudah,dengan iming-iming tanpa biaya admin,promo di sejumlah tempat makanan,restoran,kafe dan lain-lain.
      Bagi saya kartu kredit itu hanyalah alat penunda pembayaran untuk pemenuhan nafsu sesaat.Berdasar pengamatan saya,perilaku konsumsi akan meningkat ketika pemasukan/pendapatan naik. Contoh kasus; saya orang yang suka makan,saya hanya mampu membayar dengan tunai karena tidak punya CC. Jujur,sering sakit hati karena bayar tunai tidak dapat potongan,sedangkan jika dengan CC yang notabene hutang malah dapat potongan hingga 50%. Kalau dipikir masuk akal tidak sih?
     Yang dapat saya simpulkan adalah kita dididik untuk berhutang,semakin meningkatkan sisi konsumtif. Sampai sekarang saya tidak pernah makan XO Suki dengan ortu karena diskon CC BCA buy 1 get 1. Saya tidak punya CC BCA,jadi saya mundur daripada mengitung kerugian karena tidak dapat promo. Tapi bagi yang punya CC tingkat konsumsi akan dinaikkan karena "murah."
     Saya adalah orang yang paling anti kredit. Bagi saya HANYA 1 hal yang layak untuk dipertimbangkan untuk kredit. Yaitu kredit rumah. Selain itu,TIDAK.
     Pemahaman saya mengenai kredit adalah membayar secara mencicil. Untuk kategori rumah saya mengasumsikan bahwa harga rumah selalu naik,jadi layak untuk dicicil. Kendaraan bermotor,barang elektronik,dan lain-lain wajib dibeli kontan,sesuai dengan kemampuan kita membeli. Cicilan itu nikmatnya sesaat,deritanya berkepanjangan,
      Saya suka membayangkan ketika berurusan dengan kredit apabila saya seorang karyawan. Ketika menerima gaji sudah kena potongan buat bayar cicilan. Menambah beban hidup. Gaji dipotong aneka macam tagihan dan keperluan.Habislah itu gajinya bagi yang hidup pas-pas an.
     Hingga sekarang saya hanya punya motor keluaran tahun 2003,yang kalau dijual hanya 2,5 jt. Tapi hidup saya tenang. Bandingkan dengan orang yang kredit sepeda motor baru,DP cukup 500rb,tapi bisa nyicil sampai 3 tahun. I can't live like that. Tiap bulan selama 3 tahun gaji buat setoran wajib kredit,sedangkan motornya kalau dijual akan turun harganya.
     Banyak orang bangga akan motor baru,velg racing,cc lebih besar,model baru,injection dan lain-lain. Saya pribadi suka mentertawakan orang yang mengejek saya dengan berkata
"Sepeda motor kamu udah jelek gitu,tidak ganti?"
 "Saya nyaman dengan kendaraan ini,saya belinya KONTAN. Perawatan mudah,bensin irit,dan terpenting kalau hilang tidak bakal menangis meraung-raung."balas saya.
     Jangan pernah mendengar pujian atau hinaan dari seseorang hanya karena barang "baru"yang anda miliki. Sesuatu yang baru perlahan lahan dengan berjalannya waktu akan menjadi "bekas". Sepeda motor belum lunas aja dibanggain. Mendingan ngaca dulu.
    Sementara ini dulu tulisan saya mengenai kredit. Banyak pro dan kontra akan kredit. Semua balik ke pribadi masing-masing. Yang terpenting adalah bijak. Dan terakhir PIKIRKAN BAGAIMANA CARA BAYARNYA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar