Rabu, 30 Oktober 2013

Memaknai Arti Pembantu Bukan Pelayan,Pesuruh,Ataupun Budak.

       Baru menyaksikan kisah penyiksaan pembantu di TV. Saya tidak habis pikir,kenapa harus disiksa? Lebih baik diberhentikan baik-baik,digantikan dengan yang lebih berkompeten.
       Pembantu dalam bahasa Inggris disebut assisten bermakna membantu  menyelesaikan pekerjaan,yang di INDONESIA berkonotasi seseorang yang mengerjakan segala urusan rumah tangga. Yang memberi gaji sibuk mengurus handphone,kutek,salon,arisan,foto-foto narsis,bergosip dan terakhir menjadi TUAN/NYONYA BESAR yang maunya terima beres. Anak diurus baby sister,bayi diurus suster, Pokoknya digaji,beres semua urusan.
       Pembantu Indonesia tidak bisa disamakan dengan assisten. Assisten,lebih berkonotasi ke pekerjaan yang lebih formal,jabatan di dalam perusahaan seperti "assisten manager." Saya tidak pernah mendengar ada orang berucap "pembantu manager."
       Dari tayangan TV terlihat betapa tolol majikannya. Melampiaskan amarah ke pembantu dan gaji pun tidak diberikan.Perlu dipahami pembantu itu pada dasarnya pendidikannya kurang,cara belajarnya lambat. Apalagi yang tidak punya pengalaman. Menyiksa orang tidak membuat orang semakin pintar. Tujuan utama pembantu adalah membantu apa yang dikerjakan majikan,meniru apa yang dicontohkan,dan berdikari secara perlahan,terlepas dari pengawasan majikan.
      Banyak yang bilang mencari pembantu itu susahnya setengah mati.Tetapi teman saya punya pembantu yang kerjanya sampai puluhan tahun. Saya memiliki pembantu rata-rata bekerja diatas 2 tahun. Sedangkan yang berucap di baris pertama itu pasti langganan makelar pembantu.Makelar pembantu yang hanya marak di Indonesia,per kepala dihargai 750 ribu. Rela membayar makelar 750 ribu tetapi setiap 3 bulan selalu mencari pembantu baru karena pembantu lamanya tidak betah,paling parah ditinggal minggat tanpa pamitan.
     Saya asumsikan yang bilang susah cari pembantu itu,yang majikannya cerewet,pelit,tapi keinginan banyak. Itu kenyataan. Pembantu pun manusia,layaknya seorang karyawan,apabila bosnya sabar,tidak terlalu menuntut karyawan.Minimal dikasih makan yang layak,saya rasa banyak yang cukup puas akan keadaan itu.
      Studi kasus. Banyak orang disekeliling saya selalu memberi makan pembantunya tahu,tempe, pindang. Tidak ada menu lain? Apakah layak? Jika posisinya dikembalikan ke diri sendiri maukah anda?
      Yang lain lagi,makanan yang sudah berhari-hari di kulkas,majikan sudah malas memakannya karena terlalu lama. Diberikan ke pembantu dengan tambahan kalimat. "Kalau tidak mau buang aja ke tong sampah." Saya yang mendengarnya jadi bergidik. Lebih baik dibuang daripada menjadi penyakit bagi yang memakannya.
      Kasus baru. Maaf jika menyinggung orang lain. Tapi memang saya pikirin,suka-suka saya yang nulis. Orang yang hobinya menuhin kulkas,tapi tidak pernah tahu apa isi kulkasnya. Apa yang saya maksud kulkas itu sudah penuh sampai isinya tidak jelas. Kue tart berumur beberapa minggu,makanan restoran yang tidak jelas kapan dapatnya.
     Saya terbiasa mengosongkan kulkas,maksimal 1 minggu. Daripada diisi hal-hal yang tidak penting, alangkah baiknya jika diberikan kepada siapa yang membutuhkan. Apa untuk menunjukkan bahwa seseorang itu kaya maka kulkasnya harus terisi penuh? Isinya? Sampah tidak berguna.
      Sampai ada trademark kalau dikasih dari si A lebih baik langsung dibuang. Daripada bikin sakit.Saya sendiri suka bingung dengan orang-orang disekitar saya. Punya pembantu banyak,kerjaannya padahal di rumah,nganggur,tidak ngapa-ngapain. Ngurus anak diserahin ke pembantu.Anak ini sebenarnya anaknya siapa? Pembantu atau majikan? Saya salut dengan orang barat yang pada umumnya mandiri,berdikari. Punya anak berapapun selalu diurus sendiri,jarang sekali memakai nanny atau baby sister. Victoria Beckham saja ngurus anaknya sendiri. mu Lebih sibukkah anda daripada Victoria Beckham? Ia mempunyai produk fashion,usaha parfum dan perusahaan yang bejibun. Masih sanggup ngurus 4 anaknya sendirian. Dibandingkan yang berkata sibuk tidak punya waktu. Tapi kalau dilihat dari FB,BB,instagram dan lain-lain selalu eksis tiap hari.
      Tulisan saya kali ini rada membela pembantu . Tapi ini pemikiran saya pribadi. Jika bisa dikerjakan sendiri mengapa juga memakai pembantu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar