Setelah sekian lama melakukan pengamatan dari jauh,idealisme saya tentang kebebasan finansial dan waktu itu semakin blur. Saya melihat semakin seseorang memiliki kekayaan,maka semakin sibuklah dia,jika seseorang memiliki toko,maka dari pagi ia akan menjaganya hingga sore atau malam hari setiap hari. Pulang hingga malam hari adalah hal yang wajar,kehidupan yang saya benci dari dahulu hingga sekarang. Pergi pagi pulang malam dan hiburannya hanyalah makan,tanpa aktifitas yang berbeda. Terpaku akan satu hal yang sama secara konstan. Layaknya warga Jakarta kebanyakan.
Mungkin saya kurang memiliki sahabat yang hidup dengan passion. Hanya mencari uang tanpa mencari nilai lebih. Pencarian itu hanya ditemukan di buku,bahkan ketika saya mengamati seorang role model bernama Tung Desem Waringin,betapa padat jadwalnya. Dari pagi hingga malam hari,mulai dari seminar,rapat direksi,dan berbagai macam kegiatan yang menyita waktu. Tapi itu hanyalah pengamatan dari jauh,bukan dari dekat,maka segalanya adalah subjektif. Setahu saya,ia keliling dunia setiap 3 bulan sekali. Entahlah,mungkin saya sendiri salah,karena tanpa didukung bukti akurat.
Mungkin saya hanya menghindari rasa sakit,dan membuat berbagai alasan untuk lari dari hal yang disebut pengorbanan? Mungkin saja. Dengan tulisan inipun saya sebenarnya sedang mengeksplorasi akan diri sendiri. Jika saya tidak bisa mendapatkan seorang role model,mungkin saya harus menjadi role model bagi diri sendiri dengan mengimajinasikan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar