Perlukah mengeluh? Bagi beberapa orang mungkin perlu. Jika dilihat dari gender,perempuan mengeluh hanya minta untuk didengarkan,berbeda dengan pria yang membutuhkan solusi.
Jika dikategorikan,mengeluh masuk kategori manakah? Negatif atau positif? Silahkan tentukan sendiri.
Mengeluh itu mengeluarkan unek-unek biar tidak dipendam
terus,jika dipendam terus malah jadi penyakit. Tapi siapa yang mau jadi
pendengar setia? Pendengar setia ya pasti konselor. Profesi yang
dibayar untuk mendengarkan permasalahan sembari memberi solusi bagi yang mau mendengarkannya.
Mengeluh itu terkadang minta dikasihani. Yang mendengarkan terkadang
tidak tahu harus berbuat apa. Toh memberi rasa iba saja tak berguna
(menurut saya). Cuma berkata "kasihan ya..."Omong kosong apa lagi itu.
Mengeluh pun harus memilih kepada siapa harus memberi keluhan. Salah sasaran bukan dukungan yang didapat,malah dorongan untuk terjerembab semakin dalam.
Sebenarnya paling enak berkomunikasi kepada Tuhan melalui doa,sembari berharap mendapat bisikan. Siapa tahu menemukan solusi tepat guna. Tapi tidak semua orang peka,bahkan yang berdoa pun menjadi bingung,ini bisikan Tuhan atau bisikan setan?
Termasuk keluhankah tulisan saya ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar