Minggu, 02 Februari 2014

Tukang Parkir...Oh...Tukang Parkir

     Pasti kita pernah berhubungan dengan yang namanya tukang parkir bukan? Bergunakah tukang parkir?  Ada yang menjawab berguna sedangkan bagi yang apatis yakin menjawab TIDAK BERGUNA.
     Dilihat dari bahasa Indonesia,tukang parkir adalah orang yang membantu memarkirkan kendaraan bermotor. Sedangkan pada kenyataannya mereka datang ketika ketika kita akan keluar dan saat kita akan memarkirkan kendaraan mereka cuek-cuek saja. Ini Pengalaman pribadi saya. Tidak ada yang membantu ketika kita memarkirkan kendaraan,sedangkan saat saya hendak keluar tiba-tiba mereka muncul di samping dan berkata "parkirnya bos." Apa itu namanya kalau bukan preman? Tidak melakukan apa-apa tapi dapat uang. Menggelikan.
     Lain lagi kalau parkir di jalan raya,di karcis parkir dengan jelas tertera 500 rupiah untuk sepeda motor sedangkan mobil 1500. Tapi kalau dibayar 1000 rupiah tidak dikasih kembalian malah ditinggal ngeloyor pergi. Apalagi mobil,dikasih 5000 dikasih kembalian cuma 2000,dengan enteng menjawab "Tidak ada kembaliannya bos".Mereka bilang buat makan,omong kosong buat beli makan,yang ada ya buat beli rokok. Sudah dikasih malah beli sesuatu yang tidak berguna seperti rokok. Ada yang bisa kasih tahu saya kegunaan rokok dilihat dari sisi kesehatan? Daripada bikin ribut terpaksa diam.
     Hal yang paling lucu adalah tukang parkir tidak pakai seragam,ketika dimintai karcis menjawab belum dapat kiriman dari Dinas Perhubungan. Alasan klasik yang dibuat-buat. Seragam tak ada memakai baju bebas apalagi kalau bukan preman? Jika sedang jengkel saya tinggal lari tanpa membayar parkir,toh jika terjadi kehilangan mereka tak bertanggung jawab,dan membuat bermacam alasan. Tolong jangan ditiru,tapi apa hak saya untuk melarang anda?
     Cerita lainnya ketika parkir di sebuah bank swasta,di pelataran parkir halaman bank tersebut,masih saja ada tukang parkir disitu. Padahal sudah ada tulisan BEBAS PARKIR,dan ada pula security yang menjaga toh masih saja minta uang parkir. Ini yang bodoh saya atau tukang parkir yang tidak bisa membaca tulisan tersebut? Toh pihak bank tersebut tidak berbuat apapun.
     Belum lagi kalau ke ATM. jika saya mengambil uang misalkan hanya 50 ribu rupiah,saya sudah membayar administrasi ke bank tersebut tiap bulan,dan tiap kali saya keluar dari ATM saya harus mengeluarkan uang sebesar 1000 rupiah. Saya kena pajak 2 % dari tukang parkir per kedatangan. Kalau ambil uang 100 ribu kena pajak berarti 1%. Ataukah saya yang salah karena terlalu banyak berhitung untuk hal sepele?
          Tidak semua tukang parkir seperti itu,tapi sebagian besar. Beberapa tukang parkir pun ada yang baik,misalkan membantu memarkirkan,mencarikan tempat,dan beberapa hal sepele yang membantu bagi saya. Dengan rela saya akan memberi. Jadi masih perlukah tukang parkir di Indonesia ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar