Jumat, 17 Januari 2014

Berdagang atau Memaksa ?

Jualan atau Maksa?
     Ada yang mengenal pedagang ini? Bagi orang-orang yang sering ke Surabaya di daerah Kapasan,Jagalan,Undaan,pasti tak asing lagi. Pedagang ini sehari-hari berdagang pastel dengan berjalan kaki. Sebuah hal yang wajar kan. Anggap saja sebagai pedagang keliling.
     Hal yang berbeda adalah orang ini kalau dagang memaksa. Seperti contoh foto di atas. Menawarkan barang dagangan sembari menempelkan kepala di kaca. Mungkin bermaksud menakut-nakuti agar barang dagangannya dibeli. Sembari mengeluarkan ucapan-ucapan yang terkadang memanaskan telinga.
     Apakah hal yang wajar untuk melakukan penjualan seperti itu? Bagi saya itu tidak wajar. Tapi ada satu hal yang menarik adalah ia telah menciptakan image. Tapi sayangnya image yang ditonjolkan adalah buruk yaitu memaksa. Andaikata pastelnya enak dengan kelakuan pedagang tersebut tidak ada yang bersimpati kepadanya.
     Pernah sekali waktu si pedagang dimarahi oleh orang karena memaksa terus. Dengan nada tinggi orang tersebut berkata "Dagang atau maksa sih,kalau tidak mau beli jangan maksa." Si pedagang akhirnya diam saja kemudian pergi menjauh.
     Saya sering kali bertemu dengan orang ini. Saya memilih menjauh dan tidak mau beradu argumen,menghabiskan nafas dan kesabaran.
     Apakah tidak ada cara lain selain dengan memaksa? Kenapa juga tidak mengubah pekerjaan,atau merubah pola pikirnya bahwa orang yang dipaksa akan semakin mengeraskan hati untuk tidak membeli. Berdagang dengan senyum mungkin lebih mengena daripada sebuah pemaksaan. Sudahlah,hanya Tuhan dan ia sendiri yang mengetahui apa yang ada di benaknya.

2 komentar:

  1. Ternyata bukan cuma pembeli yang maksa, penjual juga bisa maksa yah? Ckckck... kadang susah hidup di Indonesia...

    BalasHapus
  2. Tapi pamornya naik lo ci. :p Hampir semua orang di kawasan tersebut mengenalnya ci.

    BalasHapus