Tahun 2014 sudah terlewati selama 24 hari. Apa yang telah kita peroleh selama 2014 ini?
Beberapa teman bercerita ia telah memulai merintis usaha,dibandingkan kerja ikut orang,pekerjaan yang sekarang sudah menghasilkan 3 kali lipat. Wow,besar sekali. Dalam hati kecil sedikit terusik,wah ketinggalan nih aku. Irikah? Saya akan meng-iya-kan.
Ketika melihat orang lain maju,saya pun tertantang,masa sih saya tidak bisa. Dalam hati berkata enak ya pendapatan melonjak secara tiba-tiba. Walau saya tahu bagaimana ia merintis usaha tersebut,dari pagi hingga malam hari bersama sang istri. Rasa iri tetap terbesit dalam hati,saya melihat dari luar ia serasa mendapat durian runtuh,padahal saya yakin diluar hal tersebut pasti ada pengorbanan yang mereka lakukan. Membayangkan melakukan pekerjaan yang sama dari pagi hingga malam hari terus menerus yang menurut saya membosankan,saya bukan orang yang tekun untuk hal tersebut,kecuali saya berkomitmen layaknya menulis. Menulis bagiku adalah kebebasan,tidak ada pola khusus,saya melakukannya dengan sukarela,baik pagi hari siang ataupun malam. Sedangkan mereka bekerja terus menerus tanpa berhenti,dan sekarang memiliki karyawan 10 orang. dalam kurun waktu 1/2 tahun.
Ia maju karena pekerjaan sepele,yaitu memberi lem di sebuah
karton,bagi saya itu sepele tapi bagi dia itu pekerjaan yang
menghasilkan,orang senang memilih pekerjaan,sedangkan dia tidak memilih. Apapun yang menghasilkan akan ia kerjakan.itulah satu hal yang harus
saya akui. terkadang pekerjaan kantoran yang tampilannya keren,tapi
tidak menghasilkan. Bandingkan dengan pekerjaan kasar yang banyak orang tidak
mau menyentuhnya tetapi menghasilkan begitu banyak uang. Ah bodohnya
saya. Memilih pekerjaan bersih di lingkungan ber-AC daripada
berpanas-panasan. Tapi itulah idealisme saya.
Ketika saya introspeksi,kenapa rasa iri ini muncul? Saya menemukan jawabannya. Rasa iri timbul karena membandingkan diri dengan orang lain,saya merasa diajak untuk berkompetisi dengan orang lain. Seharusnya berfokus pada diri sendiri bukan pada orang lain. Mungkin orang lain iri terhadap diri saya. Tidak ada yang tahu.kecuali orang itu berujar kepada saya,walau itu tampaknya mustahil.
Berfokus pada diri sendiri,menoleh ke belakang untuk merefleksikan apa yang telah terjadi,apa yang telah saya peroleh ,banyak orang berkata menatap langit tetapi kaki harus menjejak bumi. Ketika memandang langit kita meningkatkan pengharapan,menjejak bumi berarti kita harus mengetahui realitas. Memandang kiri maupun kanan berarti melihat sekeliling,bukan berfokus pada keegoisan kita sebagai manusia. Apabila diberi pertanyaan jika anda kaya besok hari terus apa yang anda lakukan? Jika hanya menjawab belanja aneka kebutuhan sehari-hari,jalan-jalan ke luar negeri,dan segala macam kebutuhan anda sendiri sebenarnya anda telah menjadi egois tanpa disadari. Saya masih dalam tahap belajar akan hal tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar