Rabu, 29 Januari 2014

Sate Padang

Sate Padang

     Anda pengemar sate? Kalau sate ayam,sate daging maupun kambing mungkin sudah sangat familier. Tapi pernahkah mencoba sate padang? Ini adalah salah satu menu favorit saya apabila datang ke rumah makan padang. Bagi beberapa orang ketika datang ke rumah makan padang yang dicari kalau tidak ayam pop ya mungkin rendang.
     Sate padang adalah sate yang memiliki citarasa yang unik,dibandingkan sate pada umumnya yang bersaus kacang. Sausnya terbuat dari percampuran aneka macam rempah,tepung beras dan sagu. Kuahnya kental dengan taburan bawang goreng diatasnya. Menambah nikmat rasanya. Dapat pula ditambah ketupat sebagai padu padannya.
     Sate ini berbahan dasar lidah,walaupun bisa diganti dengan daging,karena tidak semua orang menyukai lidah sapi,menurut saya pribadi tekstur dari lidah sapi lebih pas untuk dimakan karena lebih liat daripada daging itu sendiri. Bahkan di beberapa tempat penjual sate, diganti dengan paru ataupun jantung sapi,karena harga lidah sapi mahal.
     Saya pertama kali mencoba sate ini diajak seorang teman. Ia tidak pernah mengucapkan apa isi dari sate itu sebelum saya memakannya. Saya pun tertantang mencobanya. Berhubung saya tidak pernah pantang memakan apapun yang ada di meja maka saya pun melahapnya tanpa rasa curiga. Ketika saya selesai makan ia baru menceritakan apa isi dari sate padang itu. Yaitu lidah sapi. Bagi saya lidah itu makanan normal,karena terkadang saya memakan semur lidah sapi.
     Tips memakan sate padang. Ketika makan jangan membayangkan wujud mentahnya. Karena beberapa orang sudah jijik terlebih dahulu sebelum mencoba memakannya karena membayangkan lidah sapi itu sendiri,padahal kalau boleh jujur lebih berbahaya makanan olahan sebangsa nugget karena tidak tahu dari daging bagian manakah ia berasal.
     Hidup cuma sekali,cobalah mengeksplorasi aneka makanan yang tersebar di seluruh penjuru dunia,jangan hanya melulu makan daging ayam maupun sapi yang digoreng maupun dikuah. Jika anda masih muda cobalah beraneka macam makanan,menambah pengetahuan dan pengalaman. Tidak perlu menjadi pakar makanan layaknya Bondan Winarno. Tetapi untuk mengetahui bagaimana setiap suku maupun bangsa mengolah makanan yang berbeda-beda.Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar